Berikut isi surat terakhir Usman Janatin yang dituliskan
sewaktu dia di dalam penjara Changi, Singapura:
Changi prison, 16 Oktober 1968
Dituturkan: Bunda ni Hadji Mochamad Ali;
Tawangsari,
Dengan ini anaknda kabarkan bahwa hingga sepeninggal surat ini mendo'akan
Bunda, Mas Chuneni, Mas Matori, Mas Chalimi, ju Rochajah, ju Rodijah dan Tur
serta keluarga semua para sesepuh Lamongan dan Purbalingga serta Laren Bumiayu.
Berhubung tuduhan dinda yang bersangkutan dengan nasib dinda dalam rajuan
memberi ampun kepada Pemerintah Republik Singapura tidak dikabulkan, maka perlu
anaknda haturkan berita-duka kepangkuan Bunda dan keluarga semua disini, bahwa
pelaksanaan hukuman mati keatas anaknda telah diputuskan pada 17 Oktober 1968
hari Kamis.
Sebab itu sangat besar harapan anaknda menghaturkan Sujud dihadapan Bunda, Mas
Chuneni, Mas Matori, Mas Chalimi, Ju Rochajah, Ju Rodijah dan Turijah, para
sesepuh Lamongan, Purbalingga dan Laren Bumiayu, Tawangsari dan djatisaba; sudi
kiranja mechichlaskan mohon ampun dan maaf atas semua kesalahan yang anaknda
sengaja maupun jang tidak anaknda sengaja.
Anaknda "disana" tetap memohonkan keampunan dosa dan kesalahan Bunda
dan Saudara semua di Lamongan,Purbalingga dan Laren Bumiayu, Tawangsari dan
Djatisaba; pegampunan kepada tuhan Yang Maha Kuasa. Anaknda harap dengan
tersiarnja kabar jang menjedihkan ini tidak akan menjebabkan akibat jang tidak
menjenangkan, bahkan jang telah menentukan nasib anaknda sedemikian umurnja.
Sekali lagi anaknda mohon ampun maaf atas kesalahan dosa anaknda kepangkuan
Bunda, Mas Chuneni, Mas Matori, Mas Chalimi, Ju Rochajah, Ju Rodijah dan
Turijah, dan keluarga Tawangsari, Lamongan, Djatisaba Purbalingga dan Laren
Bumiayu.
Anaknda
TTD
Oesman b,H,Moch. Ali, al, Janatin,-
0 Komentar untuk "Surat Terakhir Usman Janatin"