Hari ini, Rabu 17 April
2019 seluruh masyarakat Indonesia yang telah memenuhi persyaratan & masuk
ke dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak pilihnya untuk memilih
wakilnya di DPR-RI, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, serta tak lupa
memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu sejatinya adalah hal yang biasa di
negara demokrasi bagi Indonesia, namun Pemilu 2019 ini berbeda karena panasnya
tensi politik serta maraknya berita bohong (hoax)
yang beredar. Mungkin kalau penulis boleh jujur Pemilu 2019 adalah Pemilu
paling buruk di era reformasi. Bukan buruk dari segi operator pelaksana yakni
KPU, namun dari respon kita sebagai masyarakat menyikapi Pemilu tersebut.
Sering kita mendengar
istilah “Cebong, Kampret, IQ Sekolam, Dungu” maupun umpatan lainnya untuk
mengejek orang lain yang berbeda pilihan dengan kita. Berita bohong juga marak
tersebar, entah itu di sosial media macam facebook,
instagram, twitter, whatsapp maupun blogspot
yang namanya sengaja dibuat mirip dengan lama berita terkemuka sehingga
terkesan berita di blogspot tersebut
valid meski ternyata isinya adu domba belaka. Banyak masyarakat kita yang baru
melek internet sehingga menganggap segala sesuatu di internet adalah hal yang
benar, termasuk berita bohong yang telah dipoles sedemikian rupa sehingga mudah
saja ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Hal ini semakin diperparah oleh
media massa yang mengalami polarisasi politik karena beberapa pemiliknya aktif
berpolitik. Beberapa yang nampak nyata seperti Hary Tanoesoedibjo sebagai CEO
MNC Group (RCTI, MNCTV, GTV, Koran Sindo, dll) yang merangkap Ketua Umum
Perindo pendukung Paslon 01, Surya Paloh sebagai pemilik Media Indonesia (Metro
TV) yang merangkap Ketua Umum Nasdem pendukung Paslon 01, maupun Aburizal
Bakrie yang berada di Viva Media Asia (antv & tv0ne) yang meskipun salah
satu tokoh di Partai Golkar namun afiliasi politiknya condong ke Paslon 02
yakni Prabowo-Sandi, seperti pada Pemilu 2014 Viva Media condong ke Paslon
Prabowo-Hatta.
Kegagapan masyarakat
kita akan informasi, ditambah media yang terpolarisasi dan masyarakat yang
belum bisa memilah informasi menyebabkan mudah diadu domba. Penulis hingga
bosan melihat berbagai linimasa di facebook
dalam berbagai grup, segala hal digunakan untuk menyerang paslon lawan. Bahkan berita
atau postingan yang tidak berkaitan dengan politik pun oleh netizen selalu dihubungkan ke politik. Boleh
jadi hal ini karena kita sebagai masyarakat melupakan asas Pemilu. Waktu jaman
sekolah di SMP maupun SMA penulis pernah belajar mengenai Pemilu, terdapat asas
Luber Judil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,
Jujur, Adil). Perlu dicetak tebal dan digaris bawahi ada asas Rahasia dalam
Pemilu. Namun karena bebasnya sosial media kita, akhirnya kita dapat membuat
status atau komentar mendukung salah satu paslon, disisi lain ada orang lain
yang dengan mudahnya bisa membaca tulisan kita dan mengomentari, entah itu
setuju atau menolak pilihan kita. Awal mula karena pilihannya berbeda, di kolom
komentar terjadi saling serang argumen, hoax
menjadi basis data sebagai pembenaran, dan akhirnya macam saat ini kondisi
sosial media kita dan bila tidak tertangani bisa merembet ke kehidupan di dunia
nyata.
Mungkin untuk saat ini
sudah terlambat, karena hari ini pelaksanaan Pemilu 2019. Akan tetapi peristiwa ini seyogyanya dapat
dijadikan sebagai pelajaran bagaimana kita menjunjung tinggi seluruh asas
Pemilu, bagaimana cara kita untuk memilah informasi apakah berita tersebut
valid ataukah hanya kebohongan belaka, serta bagaimana cara kita untuk
menyikapi perbedaan yang ada dengan kepala dingin dan tidak mudah tersulut
emosinya. Harapan terakhir dari penulis adalah semoga setelah pelaksanaan
Pemilu 2019 kali ini suhu politik di Indonesia bisa turun dan stabil kembali,
tidak ada saling olok, di sosial media tidak ada lagi istilah “cebong kampret”
karena penulis bosan selama 5 tahun terakhir hanya istilah-istilah tersebut
yang mengisi linimasa. Semoga harapan tersebut esok dapat terwujud, aamiin.
Penulis: Rio
Adhitya Cesart
Ditulis pada 17 April
2019 pukul 08:40 di Stasiun Kertosono, transit dari KA Rapih Dhoho (07.40) dan sembari
menanti KA Logawa (12.20)
Sumber Gambar: https://www.liputan6.com/pilpres/read/3942165/begini-jadwal-pencoblosan-pemilu-2019-versi-resmi-dari-kpu , https://news.okezone.com/read/2019/04/15/605/2043948/pemilu-2019-harus-jujur-dan-adil-pemilih-diharapkan-tolak-serangan-fajar
0 Komentar untuk "Opini Terkait Pemilu 2019"