Rio Adhitya Cesart

Kita Berbagi Masalah Kita Berbagi Solusi

Kisruh Quick Count Pilpres 2014

     Proses Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia telah dilaksanakan secara serentak dan damai di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Rabu, 09 Juli 2014. Pilpres kali ini menjadi persaingan antara 2 capres cawapres yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK beserta tim suksesnya. Meski Pilpres sudah usai namun perang urat syaraf masih terus berlanjut. Persaingan yang semula hanya melibatkan capres cawapres beserta timsesnya, kini mulai melibatkan lembaga survey. Seperti biasanya setelah berlangsung sebuah pemilihan umum berupa Pemilukada Kabupaten/Kota, Provinsi, Pemilu Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) berbagai Lembaga Survey mengeluarkan hasil Quick Count (Perhitungan cepat) siapa pemenang pemilu kali ini. 
     Sejarah Quick Count seperti dikutip dari laman detikNews quick count atau penghitungan cepat atau sebagian kalangan menyebutnya exit poll pertama dilakukan pada tahun 1986 di Pemilu Philipina. Sebuah LSM yang bernama NAMFREL melaksanakan PVT (parallel vote tabulation) yaitu pencatatan atau penabulasian secara paralel hasil penghitungan suara pemilu. Di Indonesia, metode quick count sebenarnya sudah dilaksanakan sejak pemilu 1997 dan pemilu 1999 oleh LP3ES. Namun waktu itu LP3ES tidak terlalu mempublikasikan secara besar-besaran hasilnya. Seiring berjalannya waktu, teknik yang digunakan dalam quick count semakin berkembang. Dengan menggunakan prinnsip dasar statistika, penyelenggara quick count tidak perlu menempatkan orang di setiap TPS. LP3ES menyebutkan quick count atau penghitungan suara cepat adalah proses pencatatan hasil perolehan suara di ribuan TPS yang dipilih secara acak. Quick count adalah prediksi hasil pemilu berdasarkan fakta bukan berdasarkan opini. Karena itu ia tidak sama dengan jajak pendapat terhadap pemilih yang baru saja mencoblos atau yang biasa disebut exit poll.
     Quick Count di Indonesia mulai dipublikasikan di Televisi saat Pilpres 2004. Hasil yang dikeluarkan berbagai lembaga survey mendekati hasil perhitungan manual yang dikeluarkan oleh pihak KPU. Oleh karena itu saat hasil quick count sudah masuk 100% masyarakat sudah bisa menyimpulkan siapa pemenang Pemilu meski pemenang sesungguhnya harus menanti rilis resmi dari KPU. Hasil yang dikeluarkan antara lembaga survey satu dengan lainnya biasanya seragam, perbedaan mungkin hanya berkisar nol koma.
     Akan tetapi hal berbeda terjadi pada Lembaga Survey saat Pilpres 2014. Lembaga Survey yang biasanya satu suara kini justru terpecah. Ada lembaga survey yang mengunggulkan Jokowi namun adapula yang mengunggulkan Prabowo. Suatu hal yang jarang terjadi di Indonesia, Lembaga Survey menggunakan metde perhitungan yang serupa namun hasil yang dikeluarkan jauh bertolak belakang. Entah kebetulan atau tidak Capres A unggul di survey yang dipublish oleh stasiun tv yang dikenal berpihak ke Capres A, begitu pula sebaliknya. Hal ini tentu membuat masyarakat bingung tentang kebenaran data yang disampaikan oleh berbagai lembaga survey tersebut. Hasil survey yang dihimpun dari berbagai Lembaga Survey seperti dikutip dari laman liputan6.com adalah sebagai berikut.
*Pertama, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, dari 98,05% suara yang masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 46,7% dan Jokowi-JK meraih 53,3%.

*Kedua, Center for Strategic and International Studies (CSIS)-Cyrus Newtwork menyebutkan, dari 99,90% suara yang masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 48,1% dan Jokowi-JK meraih 51,9%.
*Ketiga, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebutkan, dari 99,3% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,09% dan Jokowi-JK meraih 52,91%.
*Keempat, Survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas menyebutkan, dari 100% suara masuk,  Prabowo-Hatta memperoleh 47,66 dan Jokowi-JK meraih 52,34%.
*Kelima, Indikator Politik menyebutkan, dari 99,5% masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,06% dan Jokowi-JK meraih 52,94%.
*Keenam, Survei Radio Republik Indonesia (RRI) menyebutkan, dari 97% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 47,40% dan Jokowi-JK meraih 52,60%.
*Ketujuh, Populi Center menyebutkan, dari 98,95% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 49,06% Jokowi-JK meraih 50,94%.
*Kedelapan, Jaringan Suara Indonesia (JSI) menyebutkan, dari 91,35% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 50,16% dan Jokowi-JK meraih 49,84%.
*Kesembilan, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyebutkan, dari 93,41% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 52,05% dan Jokowi-JK meraih 47,95%
*Kesepuluh, Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan, dari 96,51% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 50,56% dan Jokowi meraih 49,44%
*Kesebelas, Indonesia Research Centre (IRC) menyebutkan, dari 100% suara masuk, Prabowo-Hatta memperoleh 51,11% dan Jokowi meraih 48,89%.
     Masyarakat menjadi bertanya-tanya, mengapa bisa terjadi perbedaan dalam quick count? Mengapa perbedaan yang terjadi juga cukup mencolok? Sehingga saat ini mulai tercipta opini di masyarakat bahwa ada lembaga survey bayaran yang dibayar oleh salah satu calon. Namun jika dipikir lebih jauh jika benar ada lembaga survey yang memihak ke salah satu calon, apa manfaatnya bagi calon tersebut. Hasil Quick Count hanya menjadi acuan masyarakat untuk beropini, namun pemenang sesungguhnya diputuskan oleh KPU. Jadi jika benar ada yang dibayar dan melakukan pembohongan data, untuk apa menang di Quick Count namun kalah di perhitungan manual KPU.
     Saat ini dengan terpecahnya Lembaga Survey, masyarakat harus sabar menanti perhitungan dan keputusan yang dikeluarkan oleh KPU untuk memastikan siapa yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019. Adanya kisruh Quick Count ini menuntut KPU bersikap bersih, jujur, kredibel serta tidak memihak. Masyarakat dan segenap insan politik juga harus mengawal perhitungan suara agar tidak terjadi intervensi terhadap KPU dalam situasi perhitungan yang kacau ini. Masyarakat juga menunggu pengumuman resmi KPU tentang perhitungan suara untuk membuktikan MANA LEMBAGA SURVEY YANG BENAR-BENAR JUJUR DALAM MENGOLAH DATA MENGGUNAKAN PRINSIP STATISTIKA DAN MANA LEMBAGA YANG MELAKUKAN MANIPULASI DATA....


Beberapa tulisan dikutip dari laman:
http://news.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/09/time/074509/idnews/815022/idkanal/10


http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2075605/ini-hasil-quick-count-pilpres-11-lembaga-survei
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Kisruh Quick Count Pilpres 2014"