Kambing Kejobong (KK)
merupakan satu diantara spesies-spesies asli kambing yang berasal dari lokal
Indonesia, yakni Purbalingga, Jawa Tengah. Kambing yang merupakan hasil
persilangan Kambing PE (Peranakan Ettawa) dengan kambing kacang lokal ini
memiliki bentuk tubuh bulat disertai tingkat pertumbuhan relatif lebih cepat. Di
Purbalingga kambing ini banyak terdapat di wilayah Kecamatan Kejobong dan
Kecamatan Pengadegan. Pada kesempatan kali ini kami mencoba memfokuskan di kecamatan
Kejobong. Dari data yang berhasil diperoleh, di Kecamatan Kejobong ada tiga
desa dengan populasi Kambing Kejobong yang cukup banyak, yaitu Desa Nangkod, Desa
Kedarpan dan di Desa Langgar.
Secara kebetulan saat sedang survey lokasi
kami bertemu dengan Bapak Riadi yang merupakan Ketua Kelompok Tani Ternak (KTT)
Sido Makmur, Desa Langgar RT 02/RW 02, Kejobong. “Sekitar 80% warga Desa
Langgar mempunyai kambing, rata-rata minimal tiga”, kata Pak Riadi memberi
penjelasan. Pada tahun 2012 KTT Sido Makmur mendapat bantuan dari Pemkab Purbalingga
berupa 45 indukan betina dan 5 indukan jantan, meski bukan merupakan indukan
kambing kejobong. Total 50 ekor dibagikan kepada 25 peternak sehingga
masing-masing menerima 2 ekor. Menurut penuturan Pak Riadi juga di Desa Langgar
terdapat seorang Mantri Hewan dari Dinas Peternakan Purbalingga yang bertugas
mengecek perkembangan jumlah kambing di Desa Langgar, memberi penyuluhan
seputar ternak serta yang paling utama adalah mengobati ternak yang sakit.
Untuk masalah pakan biasanya peternak
menggunakan pakan hijau seperti rumput, daun ketela pohon dan rambanan, ampas
tahu ataupun ampas ketela pohon. Cukup mudah mencari pakan hijau saat musim
hujan, namun ketika musim kemarau seperti saat ini pakan hijau semisal rumput
sulit dicari. Alhasil para peternak harus mencari rumput sampai di lokasi yang
cukup jauh, bahkan dalam mencari rumput bisa sampai di Desa Kutawis, Kecamatan
Bukateja. Ampas Ketela pohon menjadi alternatif saat pakan hijau sulit dicari.
Ini karena Kejobong merupakan penghasil ketela pohon terbesar di Purbalingga,
tidak heran bila di setiap tanah lapang yang agak luas banyak dijumpai ampas
ketela yang sedang dijemur untuk dijadikan pakan kambing Kejobong.
Kambing Kejobong
termasuk potensial dalam bidang ekonomi, karena selain pertumbuhannya yang relatif cepat, kambing
Kejobong memiliki tekstur daging yang padat,
empuk serta tidak berbau sebagaimana daging kambing pada umumnya. Tak heran
jika kambing ini laris manis di pasaran. Biasanya peternak mulai menjual
kambing kejobong pada saat usia kambing berkisar antara 1 – 1,5 tahun dengan
kisaran harga minimal Rp 1,5 juta per ekor tergantung jenis dan bentuk tubuh
yang dimiliki. Meski begitu peternak tetap harus diberi pengarahan agar
peternak jangan hanya fokus kepada keuntungan menjual Kambing kejobong, tetapi
peternak juga harus fokus mengembang-biakkan kambing Kejobong agar Kambing
kejobong ini tidak diambang kepunahan. SEKIAN !!!
Nama : Rio Adhitya Cesart
NIM :D1E013170
Kelas : B
Jurusan : S1 Peternakan 2013
0 Komentar untuk "KAMBING KEJOBONG"