Demam
menggunakan media sosial saat ini bukan hanya menyerang pemuda Indonesia. Saat ini
pemimpin negarapun mulai gemar menggunakan media sosial seperti facebook dan
twitter. Berbagai alasan sering dikeluarkan ketika ditanya oleh khalayak ramai
mengapa mereka membuka akun facebook maupun twitter, yang paling utama adalah
untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Pemerintah akan lebih mudah berbagi
kepada masyarakat tentang kegiatan apa saja yang kini dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat akan lebih mudah dalam memberikan masukan bagi pemerintah. Diharapkan
akan terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan massyarakat. Lalu,
apakah komunikasi dua arah yang diharapkan itu bisa terwujud?
Jika
yang kita bahas adalah penyampaian kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
pemerintah kepada masyarakat melalui media sosial bisa dikatakan sukses
dilakukan. Berbagai kegiatan baik itu formal maupun nonformal selalu dibagikan
kepada masyarakat. Ibu Ani juga sering membagikan foto hasil jepretannya
melalui instagram, melihat hobi ibu Ani
yaitu fotografi. Sisi positif selalu ditonjolkan pihak istana untuk memberikan
kesan positif kepada masyarakat. Hal tersebut bisa dikatakan lumrah dan
manusiawi saja, semua orang pasti ingin terlihat baik di mata orang lain, mana
ada orang yang ingin dirinya dinilai jelek oleh orang lain. Begitu juga untuk
para politikus menjelang Pemilu 2014 ini, iklan-iklan menunjukkan kebaikan diri
sendiri betebaran, terutama di stasiun tv milik orang-orang politik seperti MNC
Group milik Hary Tanoesoedibjo, VIVA Group milik Aburizal Bakrie dan Media
Indonesia milik Surya Paloh. Berhubung SBY tidak memiliki media massa seperti
surat kabar atau stasiun tv, SBY mencoba bermain di media sosial. Hal ini
sah-sah saja dilakukan, selama facebook dan twitter SBY bertujuan untuk
menciptakan pemerintahan yang transparan dan selama aktifitas di dunia maya
tidak mengganggu aktivitas sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Bisa dikatakan
komunikasi dari pemerintahan ke masyarakat melalui media sosial telah sukses
dilakukan.
Setelah
komunikasi dari pemerintahan ke masyarakat sukses dilakukan, apakah komunikasi
dari arah sebaliknya sukses? Apakah komunikasi dua arah seperti yang dikatakan
sebelumnya bisa dilaksanakan? Banyak pendapat
yang menyatakan aktifitas SBY dan Ani Yudhoyono di dunia maya hanya pencitraan
belaka, sedangkan komunikasi dua arah yang diharapkan yaitu adanya kritik saran
bagi pemerintahan hanya sebagai angin lalu. Banyak kritikan yang sudah
dilontarkan masyarakat kepada SBY di kolom komentar, tapi seperti yang kita
ketahui SBY hanya menulis status sementara jika ada yang memberikan komentar
diserahkan kepada staff presiden. Agak diragukan apakah kritikan tersebut
sempat dibaca oleh Presiden atau tidak, apalagi kritikan yang masuk sangat
banyak hingga bisa mencapai ribuan. Itu baru dari satu status, belum dari
status yang lainnya. Sehingga jika kita melihat akun milik Susilo Bambang
Yudhoyono bisa disimpulkan komunikasi dua arah dimana pemerintah mendapatkan
kritik saran dari masyarakat untuk pemerintahan yang lebih baik belum
terlaksana.
Instagram milik Ani Yudhoyono
juga menunjukkan hal serupa, meski ibu Ani sering membalas komentar dari para
followersnya. Ani Yudhoyono sering memperlihatkan
kesan sinis maupun marah saat membalas komentar dari pengguna lain. Sebagai
contoh postingan gambar Ani Yudhoyono “Memasak di dapur Istana Negara”, seorang
folower bernama winnyherya berkomentar “aduh ibu masak aja masih make cepol
sama lipstik, tapi cantik”. Ani Yudhoyono langsung membalas komentar tersebut
dengan nada tinggi, “Memang salah?Lagi pula rambut saya hanya pakai bando saja.
Cepol apa? Perhatikan baik2 dong. Sebetulnya mau disanggul, mau diurai, mau
diikat rambutnya ketika masak, sah2 saja. Memang ada aturannya?”. Selain itu masih banyak komentar dengan nada
sinis yang dikeluarkan Ani Yudhoyono seperti ketika ada folowers yang
mengomentari foto keluarga besar SBY ke pantai menggunakan batik, Edi Baskoro
yang selalu menggunakan baju lengan panjang dan masih banyak lagi. Saking seringnya
ibu Ani berkomentar dengan nada tinggi ada sekelompok masyarakat yang membuat
situs www.istanageram.com sebagai
bentuk sindiran kepada ibu Negara yang eksis di Instagram ini. Melalui situs Istanageram, sepertinya si pembuat situs
tersebut ingin mengabadikan gambar-gambar ekslusif lengkap dengan
komentar sindiran yang ditujukan kepada Ani Yudhoyono yang sering
memperlihatkan kesan sinis maupun marah saat membalas komentar dari pengguna
lain. “Istanageram berupaya menyampaikan catatan dari Istana yang lucu, unik and menggelitik. Anda juga bisa bergabung. Memberi
informasi atau sekedar berkomentar tentang Istana dan kebenaran di dalamnya.
Tapi harus lucu, unik dan menggelitik. Paham? ,” tulis situs Instanageram.com.
Tentu
bukan ini yang diharapkan masyarakat dari figur ibu Negara. Ani Yudhoyono
seharusnya sadar jika dia adalah figur seorang ibu Negara dan pastinya dikenal
oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu foto tersebut diunggah ke
instagram dimana orang bebas berkomentar, Ibu Ani tidak bisa memaksakan semua
orang agar sepaham dengan pemikirannya karena pasti ada golongan pro dan kontra
dengan SBY dan keluarganya. Ibu Ani harus bisa menerima kritikan dari
masyarakat jika berada di media sosial. Bisa disimpulkan dalam hal komunikasi
dua arah yaitu ketika pemerintah menerima aspirasi dari masyarakat masih belum
terlaksana, seperti SBY yang hanya menulis status tapi kurang memperhatikan
kritik saran dari masyarakat di kolom komentar ataupun Instagram Ani Yudhoyono
yang sering mengeluarkan komentar sinis kepada folowersnya. Meski begitu kita
sebagai masyarakat tetap harus menghargai SBY sebagai Presiden dan Ani
Yudhoyono sebagai ibu Negara, berikan kritik saran yang membangun dengan bahasa
yang sopan demi Indonesia yang lebih baik.
Opini "Rio Adhitya Cesart"
0 Komentar untuk "Opini: Melihat Komunikasi Dua Arah dari Media Sosial Milik SBY dan Ani Yudhoyono"